Kamis, 24 Desember 2009

Sebuah Penantian

Wanita hadir di dunia untuk melengkapi sekaligus menyempurnakan
keindahan. Bukan hadir untuk mengotori apalagi berbuat kerusakan.
Alloh I ciptakan ia dengan segenap sifat-sifatnya yang mulia yang
senantiasa menjaga diri. Malu. Benteng kemuliaan kaum hawa. Kehilangannya
menjadi awal pintu bencana baginya.
Menodai kehormatan diri sendiri bukan sebuah pilihan. Alloh I
telah mengajurkan pada diri kita untuk menjaga iffah (kesucian diri).
Bukan perkara mudah melakukannya, apalagi dihadapkan dengan realita
kehidupan hari ini. Kehidupan yang serba bebas menuntut kita lebih
hati-hati. Pergaulan bebas yang membahana menjadikan hati kita hampir
jatuh mengorbankan diri. Dengan jumlah wanita yang lebih banyak
dari pria menyebabkan diri kita melakukan jalan pintas. Pacaran. Pacaran
yang kini kian marak menjadi alasan dasar untuk melegalkan hubungan
mereka. Dengan alasan menjajaki atau mencari jodoh, mereka
anggap jalan ini lebih selamat. Mendekati zina saja diharamkan, apatah
lagi berpacaran yang hanya berdua saja. Tentu yang ketiga syetan.
Menanti yang relatif lebih lama terkadang menjemukan. Hal ini
yang menyebabkan kebanyakan wanita tidak tahan diri. Kita harus yakin
bahwa jodoh sudah ada di tangan Alloh I. Dia telah mencatat jodoh
kita di lauh al-mahfuz jauh hari sebelum kita diciptakan. Mencari jalan
instant (baca: pacaran) bukan jaminan keselamatan yang didapatkan,
cepat mendapat pasangan, bahkan justru boleh jadi musibah tiada akhir
yang didapatkan. Tak dipungkiri lagi, keinginan untuk bersanding dengan
yang kita cintai senantiasa terindukan. Yang kehadirannya sangat
dinantikan untuk melengkapi diri, menghiasi warna-warni kehidupan.
Jalan menutup diri juga bukan solusi. Hanya pasrah terhadap takdir.
Sedikit agresif agak diperlukan selama tidak melanggar yang syar`i.
Dengan orang tua, kakak, saudara, dan teman (terpercaya) bisa
menjadi pilihan. Jika rasa rindu menikah telah tiba bisa mengutarakan
dengan mereka dan ini lebih terjaga kehormatannya. Bukan hal yang
buruk dan tabu, jika seorang muslimah menawarkan diri kepada pria.
Yang menjadi catatan adalah usaha dan doa kita. Perkara berhasil atau
tidak itu mutlak milik Alloh I. Boleh jadi ia bukan jodoh kita atau Alloh I
telah mempersiapkan yang lebih baik bagi kita. Sehingga apabila telah
tiba masanya nanti ia tidak akan mungkin pergi, lari dari kita. Menyiksa
diri, mengasingkan diri, menyalahkan takdir Alloh I bahkan memasukkan
diri ke lembah pacaran bukan sikap seorang muslimah. Sabar dan
yakin adalah sebuah pilihan terbaik. Meskipun, terkadang, menanti
adalah perkara yang sangat menjemukan Tapi, yakinlah, ada rahasia
rencana Alloh I yang cantik dibalik semua itu.
Wallohu a`lam bishshowab.




Tidak ada komentar: