Kamis, 22 Oktober 2009

Karena Alloh, Sayang Pada Kita

Di lautan nikmat, dua makhluk berpisah…. Yang satu tenggelam, yang lainnya menyelam. Kau tahu apa bedanya …?
Saudariku, semoga sedikit kalimat di atas bisa menjadi renungan kita atas lelahnya perjalanan kaki ini melangkah mencari makna jati diri kita yang sebenarnya…
Di lautan nikmat, sering kali kita tenggelam… tanpa sinaran cahaya yang membuat kita bisa menatap lekat keindahan, keajaiban, dan sinaran cahaya yang menakjubkan. Namun pada selaman nikmat, kita harus benar-benar menyertakan alat pendukung yang berkualitas tinggi! Ketika menikmati panorama dan memandang lukisan alam, mata ini harus terbuka dengan kacamata terindah yang di pilihkan Alloh dan RosulNya. Maka kita baru bisa menjadi penikmat, ketika bersama ayat-ayat yang terang…. Beranjak dari kegelapan, menuju cahaya. Dan disanalah, kasih sayangNya dirasa…
Saudariku, jadilah engkau tahu, banyak yang mengutuki kodrat, dan sensitive mendengar kata ‘beda’. Astaqhfirulloh… mereka belum mengenakan peralatan selama yang benar, mengutuki kegelapan tanpa cahaya, dan tanpa kitap yang menerangi.
Kemudian kalimat talbiyah akan selalu muncul dari para penyelam nikmat yang matanya terbuka, hatinya bercahaya, dan akalnya sehat mecerna. Lalu kalimat tahmidpun menyungging di balik senyum terindah dengan sebuah renungan yang bermuara di lautan pengakuan paling tulus ….
“…. Mereka memikirkan tentang peciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Wahai Robb kami, tiadalah ngaku ciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, jagalah diri kami dri adzab neraka.” ( Q.S. Ali ‘Imron: 191).
Wahai Alloh, tiadalah Engaku ciptakan semua ini dengan sia-sia… karena Engaku, sayang padaku…




Tidak ada komentar: