Senin, 07 April 2008

Berbakti Pada Orangtua Jalan Menuju Bahagia

TANGAN,PUN ! BISA LUMPUH
Oleh : Abdul Ghofur*
Jalan pintas hidup sengsara dan mendapat murka Alloh.itulah kata-kata yang tepat bagi mereka yang berani mendurhakai orangtua, yang telah merawatnya dari kandungan hingga ia besar. Tak mustahil jika seseorang mendurhakai orangtua dan memancing kemarahannya sehingga orangtua mencelanya atau mendoakan agar Alloh memeberi balasan yang setimpal maka tanganpun bisa lumpuh, badan membeku, atau bahakan dia tertimpa musibah yang tak kunjung berakhir. Seperti kisah malin kundang yang dikutuk ibunya menjadi menjadi batu. Meskipun kita masih mempertanyakan kebenaran legenda tersebut. Tapi kita perlu hati-hati, apalagi remaja yang tunas-tunas cinta seharum melati mulai merekah dan jiwa –jiwa berontak bak gelombang lautan menggulung-gulung samudra siap menerjang apa saja yang didepannya. Karena Rosululloh bersabda : Dari Abu Hurairah “Rosululloh telah berkata : Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Alloh –yang tidak ditragukan tentang do’a ini-yang pertama yaitu do’a kedua orangtua terhadap anaknya, yang kedua doa musafir, dan yang ketigta do’a orang yang didzolimi “ ( HR. Bukhori ). Ini bahaya, jika orangtua sampai menjelekkan atau mendoakan bagia si anak pendurhaka agar tangannya lumpuh maka tak musatahil jika tangan si anak tadi bisa lumpuh, karena doa orang tua terhadap anaknya di hadapan ALLOH tak ada penghalang bak busur panah melesat tepat pada sasaran. Banyak contoh, banyak pula ibroh dari kedurhakaan yang terjadi baik yang dituurkan dari zaman ke zaman atau kenyataan yang langsung bisa kita saksikan disekitar kita. Betapa kedurhakaan akan menghancurkan hidup pelakunya, masihkah anda tidak percaya.
Pendurhaka Memang Tak Tahu Balas Budi

Siapakah orang yang paling tidak tahu balasa budi di dunia ini dan mengerki hakikat berbakti. Ya, jawabnya pasti si pendurhaka. Mengapa? Tanyakan pada diri anda siapakah orang yang jasanya begitu besar, pengorbananya tak terhitung, kasih sayang yang begitu melimpah ?dialah orang tua kita. Si pendurhaka pasti akan merasa bahwa pengorbanan mereka yang begitu istimewa tak ada apa-apanya. Seolah ia bisa lahir sendiri, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan dengan dendirinya tumbuh dan berkembang dalam kehidupan dengan sendirinya tanpa bantuan orangtuanya. Sehingga dari itu munculah sikap tidak mentaati orangtua, melakukan apa yang tidak mereka ridloi, serta menyakiti mereka walau hanya dengan perkataan “ah” atau melihat mereka dengan pandangan remeh, atau bisa jadi meremehkan kedudukan mereka. Alloh berfirman “ Dan Kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah m,engandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKU dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu “ ( QS. Luqman: 14 ).
Dari ayat diatas dapat disimpulakna bahwa orang yang durhaka kepada orangtua berarti juga durhaka kepada Alloh. Karena Alloh memerintahkan untu berbakti kepada orangtua sedangkan Ia tida mau mentaatinya. Maka durhaka kepada orangtua merupakan dosa besar setelah dosa syirik kepada kepada Alloh. Dalam hal ini Rosululloh bersabda “ Sesungguhnya Alloh telah melarang mendurhakai kedua orangtua, mengubur anak perempuan hidup-hidup, tidak mau memberka milinya tetapi meminta-minta milik orang lain dan dimakruhkan kepadamu tiga perkara yaitu bercerita mengada-ada, banyak bertanya dan membubadzirkan harta” ( HR. Bukhari ).
Durhaka pada orangtua pasti berakibat buruk bagi pelakunya. Dan itu sudah banyak buktinya. Tidak ada buktinya di dunia ini orang yang durhaka pada orangtua akan mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Sebagai contonya anda bisa mendownload filmnya disitus internet kisah seorang wanita yang dikutuk jadi ikan pari karena durhaka pada ibunya kisahnya begini : ada seoranganak perempuan yang ingin pergi ke malaysia menjadiTKW minta uang pada ibunya, tetapi sang ibu saat itulagi sholat, sambil ngomel anak tersebut berkata " Kalo tidak dikasih uang lebih baik aku jadi ikan saja biar bisa ke malaysia !" rupanya si ibu masih sholat sehingga tidak menjawab permintaan anak tsb.
Lalu ia marah-marah karena tidak digubris dan menendang ibunya yang lagi sholat, namun naas ibunya langsung meninggal saat itu juga, tidak berapa lama tubuh anak tsb berubah wujud jadi ikan pari tapi masih terlihat ke manusiaannya yaitu ada payudara mulut dan mata tapi berubah besar seperti di film alien. Durhaka kepada orangtua akan mendatangkan akibat buruk bagi pelakunya diantaranya adalah dipercepat adzabnya di dunia sebagaimana Rosululloh bersabda : “ Dua perbuatan dosa yang Alloh cepatkan adzabnya di dunia yaitu berbuat dzolim dan durhaka kepada orangtua. ( HR. Hakim ). Ini adalah peringatan keras bagi kita agar berbakti kepada kedua orangtua dan benar-benar menjaga diri dari apa-apa yang bisa masuk dalam kategori durhaka kepada mereka, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Tapi apakah semua keinginan dan perintah orangtua harus kita taati ? Eeeee....tunggu dulu tidak semua perintah harus kita taati. Untuk lebih gamblangnya ikuti pesan-pesan berikut ini he...he...
Berbakti pada ortu wajiiiib, Tapi.......!!!!TUNGGU DULU
Berbakti pada orangtua tidak berarti mentaati perintah dan keinginanya dalam segala hal. Tak boleh mentaati orangtua apabila, keduanya menyuruh kita untuk berbuat dosa yang akan mengundag murka Alloh. Tak boleh pula ditaati apabila keduanya menyuruh kita untuk meninggalkan agama, tidak boleh ngaji, tidak boleh pakai celana diatas mata kaki, menyuruh kita untuk kondangan dan menghadiri acara bid’ah seperti nyewu, nyatus, yepuluh ewu, nyesatus ewu ( op meneh iki ), atau yang lainnya. Lantas bagaimana ? Tengoklah kisah Saad bin Abi Waqash. Dia mengalami dilema yang sangat sulitdalam berbakti. Beliau dikenal sebagai anak yang sangat berbakti pada ibunya. Tatkala beliau masuk Islam, ibunya marah dan berkata ” Tinggalkan agama kamu ! Atau aku tidak akan makan dan minum samapai mati, hingga kamu akan dipanggil ” wahai anak yang tega membunuh ibunya !”. Saad tetap kukuh dengan pendiriannya. Hari berganti hari, hingga tatkala ibunya sudah sangat lemah, ia membisiki bisikan telinga sang ibu ”Duhai ibu andaikan ibu memiliki seratus nyawa lalu satu demi satu nyawa itu melayang, sekali-kali saya tidak akan meninggalkan agama ini, maka terserah ibu makan atau tidak makan”. Melihat ketegasan dan ketegaran Saad bin Abi Waqash maka akhirnya hati ibunya luluh juga dan sang ibu menghentikan demo mogok makannya tersebut. Saad telah mengajarkan kita betapa mahalnya nilai iman dan Islam yang lebih berharga dari apapun di dunia ini. Namun demikian, walaupun kita bertentangan dengan orangtua dalam hal keyakinan, kita tidak boleh melanggar hak-haknya, kalau kita punya gaji sisihkan sebagian buat ortu kita, kalau mereka lelah pijitlah badannya, kalau susah bantulah kesulitannya. InsyaAlloh dengan menunjukkan akhlak yang baik kepada mereka, bukan tidak mungkin mereka justru mendengarkan nasehat kita dan keluar dari kejahiliyahan. Betapa banyak remaja muslim yang sukses di mimbar tetapi mereka gagal dalam berbakti kepada orangtua mereka. Bicara kasar padanya, tidak simpati dan empati terhadapnya, dan tidak santun terhadapnya. So, selamat mencoba! Sepakat...........
Saya Mau Pake Jilbab / Pelihara Jenggot Tapi Ortu Menentang.......
Pada saat duduk di bangku kuliah penulis memiliki teman, dia seorang aktifis pengajian. Dia berusaha untuk berpenampilan sebagaimana seorang muslim pake pakaian diatas mata kaki dan berjenggot tebal. Tapi ayahnya yang bekerja sebagai militer menentangnya dan akan menghajarnya jika tetap pake jenggot. Akhirnya temen tadi mencukur habis jenggotnya Tidak sedikit diantara kita yang mengahadapi kondisi dilematis seperti ini, maksud hati ingin berjilbab atau memelihara jenggot tapi orangtua bersikeras menentangnya. Tidak semua orang mendapat jalan mulus tanpa aral. Ada yang kasar dan sangat menjengkelkan. Bahkan ada yang menyuruh kemaksiatan dan meninggalkan kewajiban. Satu dilema yang membuat dada sempit, pikiran terjepit, dan hati terasa sakit. Satu kasus yang sering terjadi adalah maksud hati ingin berjilbab tapi terhalang orangtua yang bersikeras melarang karena tak faham syariat berpakaian bagi muslimah. Sebesar apaun kewajiban kita taat kepada orangtua tidak boleh mengalahkan ketaatan kita pada Alloh dan Rosul-Nya. Alloh berfirman ” Dan jika keduanya mekmasamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya didunia dengan baik” ( QS. Luqman :15 ). Saat itu pulalah sikap tegas diperlukan. Tegas bukan berarti ”asal hantam” dan tanpa kompromi. Ketegasan tidak boleh mengesampingkan rasa hormat kita pada orangtua. Rambu-rambu birrul walidain harus tetap tidak boleh diabaikan. Makanya belajar apa itu dong birrul walidain, jangan pacaran melulu entar kebabalasan ” timba masuk sumur”, lhoo.... masak pemuda muslim gak tahu apa tu birrul walidain...capek deh!!!!!!

* Alumnus SMU N 1 Cawas dan melanjutkan belajar untuk progam S1 Gadjah Mada University

Tidak ada komentar: