Kamis, 27 Agustus 2009

Ramadhan dan Futuhat Tarbawiyah

Jika kita melihat sejarah perjuangan umat ini, sungguh berbagai peristiwa penting dan futuhat terjadi di bulan Ramadhan. Ini sebagai bukti kebenaran janji Allah yang akan senantiasa menyediakan berbagai keberkahan dan melipatgandakan rezeki orang-orang beriman. Rezeki yang tidak hanya material namun juga immaterial, rezeki yang tidak hanya dirasakan oleh seseorang (fardiyan) namun juga oleh seluruh orang (jama’iyan).
Diantara berbagai peristiwa penting itu adalah ; perang Badar, pengiriman 6 ekspedisi (saroya), seperti ; pengiriman Hamzah di tahun I, pengiriman ‘Amru bin ‘Adi Al-Khuthma untuk membunuh ‘Ushoma binti Marwan al Yahudiy yang telah menyakiti kaum muslimin dan menghina Rasulullah saw, pengiriman Zaid binti Haritsah di tahun 6 H. Pada bulan Ramadhan juga terjadi Futuh Mekah yang menjadi simbol keberhasilan kaum muslimin dan ketinggian al-islam.


Demikianlah, ikhwah fillah, betapa kaum muslimin saat itu tidak ingin menyia-nyiakan momen Ramadhan dalam memenangkan da’wah dan tarbiyah ini. Mereka mengoptimalkan semua potensinya yang telah mereka persiapkan selama 11 bulan sebelumnya untuk itu. Mereka sangat meyakini bahwa setiap amaliyah sunah yang dikerjakan akan diganjar seperti amaliyah yang wajib, dan setiap amaliyah wajib yang dikerjakan akan diganjar dengan 70 kali amaliyah wajib lainnya.
Ikhwati fillah, memang kita bukanlah para sahabat rasul, namun bukan berarti kita tidak bisa mendekati bahkan menyamai kualitas mereka selama kita terus berupaya dan bekerja keras untuk itu. Dengan kata lain, kita bisa meraih berbagai kesuksesan da’wah dan tarbiyah di bulan ramadhan ini sebagaimana mereka. Kita bisa menundukan hati orang-orang yang selama ini berpaling dari kita di bulan yang suci ini sebagaimana mereka.
Ramadhan tahun ini rasanya adalah momen yang tepat untuk itu semua, terlebih lagi ia bertepatan dengan suasana ‘am tarbawi . Sebagai sebuah amanah da’wah yang dipikulkan diatas pundak kita semua ini tentunya menuntut kita untuk bisa menunaikannya secara baik.
Dalam hal ini, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan , diantaranya :
1. Persiapan Ruhi ; Tak pelak lagi bahwa berbagai keberhasilan yang telah diraih oleh para pendahulu kita sangatlah dilatarbelakangi oleh kemapaman ruhiyah mereka. Melalui ruhiyah inilah kita mendapatkan solusi dari berbagai problematika da’wah dan tarbiyah kita (QS. 73 : 1 – 5 / 65 : 2 – 3). Marilah kita semua berusaha dalam optimalisasi ruhiyah ini di ramadhan nanti dengan berbagai amaliyah-amaliyah pendahuluan yang sudah harus kita lakukan sejak sekarang, seperti : memperbanyak tilawah Al Qur’an, qiyamullail, membaca buku-buku targhib dan tarhib, dan dzikir dan doa.
2. Persiapan Fikri ; Umar bin Abdul Aziz pernah mengatakan : “Setiap amal yang dilakukan tanpa ilmu, maka mafsadahnya lebih besar dari manfaatnya”. Upaya optimalisasi ruhiyah tidaklah akan pernah berhasil tanpa dilandasi dengan pemahaman untuk apa dan bagaimana hal itu dilakukan ?. Dan itu semua akan terjawab melalui interaksi kita dengan ilmu, yang bisa kita dapat dari membaca buku-buku yang terkait, munaqosyah dan yang lainnya.
3. Persiapan Jasadi : Hal ini merupakan suatu aksioma yang tidak perlu diperdebatkan lagi siqnificansinya dalam menunjang berbagai keberhasilan.

Demikianlah tiga persiapan utama dalam menunjang keberhasilan kita menjadikan ramadhan tahun ini sebagai syahr tarbawi dan da’awi. Dan semoga Allah memberikan semua kemudahan-Nya kepada kita dalam menjalani Ramadhan tahun ini sehingga sesuai dengan yang kita semua harapkan. Amin.

Wallahu ‘Alam.

Tidak ada komentar: