Kamis, 26 Februari 2009

Suratan Hatiku...

Suratan hati ini bukan dari seorang ulama yang hidupnya bersanding ribuan kitab dan bergelut dengannya
siang dan malam. Bukan juga dari seorang masyayikh yang padat dengan muhadhoroh dan halaqoh ilmu diantara
para tullab-nya. Bukan pula dari seorang yang zuhud yang siangnya menahan dahaga dan malamnya terjaga
menghadap robb-Nya.
Dan suratan hati ini bukan dari seorang mufti, ahli fiqh, muhaddits ataupun ahli tafsir yang ilmunya bagaikan
cahaya di dalam kegelapan di tengah dahsyatnya fitnah dan subhat. Bukan, bukan seperti itu ikhwati fillah…
Melainkan suratan hati ini dari seseorang yang kerdil dan dhoif yang telah lama merindukan kejayaan islam
mekar dan mewangi. Dari seseorang yang tak pernah rela dien ini dinodai oleh tangan-tangan keji orang-orang
kafir. Dan dari seseorang yang tak sanggup lagi melihat darah kaum muslimin tertumpah tak berharga.
Dan dari seseorang yang tak mampu lagi melihat dan mendengar jeritan kaum muslimah yang diinjak harga
dirinya oleh orang-orang kafir siang dan malam.


Suratan hati ini dari seseorang yang hanya bisa menangis di malam sepi. Saat palestina dirampas. Ketika
Afganistan dibombardir pasukan setan. Dan tatkala Iraq dihancurkan leburkan pasukan kekafiran.
Suratan hati ini dari seseorang yang hanya bisa terpaku pilu saat menyaksikan saudaranya di Guantanamo dan
Abu Ghorib dirajam dengan ratusan siksaan yang mematikan. Dan hanya bisa meneteskan bening tipis di
sudut matanya, serta saat para ulama di penjara dan dilarang bicara. Ketika aktivis ditindas di dalam tirani
demokrasi dan kedzaliman.
Yaa Alloh, Yaa Qowiyy, kuatkan langkah kaki kami di jalan suci ini!
Dan suratan hati ini hanyalah dari seoarang yang hanya bisa mengelus dada akan ketakjuban umat ini pada
musuh-musuhnya. Padahal tiada daya dan kekuatan kecuali kekuatan Alloh I. Dan tentara Alloh I pasti akan
menang. Wamayyatalloha warosulahu walladzina amanu fainna hizballohi humul gholibun. (QS. 5 : 56)
Ihwatii fillah…
Suratan hati ini dari saudaramu fillah yang sedang gelisah karena terhalang bermain-main di taman surga
bersama saudaranya yang sedang memanggul senjata. Dan suratan hati ini dari seorang yang sedang cemburu
karena Alloh I menyaksikan temannya berlomba-lomba meminang bidadari jelita dengan syahadah sebagai
maharnya.
Allahu Akbar!!!
Sekali lagi suratan hati ini dari seseorang yang hanya memberikan secuil tenaga, sedikit harta, dan isakan air
mata di saat saudara-saudarnya memberikan seluruh harta dan tenaga serta linangan darah di tanah-tanah
perjuangan yang diberkahi. Dan dari seseorang yang baru menapaki tangga pertama diantara tingginya puncak
tertinggi Islam.
Semoga suratan hati ini bisa diresapi di lubuk hati, menembus relung hati dan membekas di sudut sanubari.

Dari seorang sahabat, Abdurrahman 'Azzam al-Hawarie
Yaman, 17 Dzulhijjah 1429 H/ 13 Desember 2008
alumnus '03

Tidak ada komentar: